Friday, March 30, 2007

Buletin K edisi 7

MENELADANI RASULULLAH

Tanggal 12 Rabiul Awal atau 31 Maret penanggalan Masehi mengingatkan kita akan kelahiran manusia pilihan,Rasulullah saw. Peringatan kelahiran Nabi ini sering disebut Maulid Nabi. Berbagai ritual rutin senantiasa dilakukan untuk menyambut kelahiran Nabi. Atau bahkan bagi intelektual kampus moment ini sering terlupakan karena tergerus dengan aktivitas kuliah yang padat. Ritual yang rutin dilakukan, orang Jawa menyebutnya sebagai muludan, diramaikan dengan selamatan, shalawat (puji-pujian) terhadap Rasulullah bahkan ada yang lebih ekstrem merayakannya dengan memandikan benda-benda keramat yang diklaim sebagai warisan para wali.
Berbagai aktivitas yang dilakukan kaum muslimin menunjukkan bukti kecintaannya pada Rasulullah saw. Tidak bisa dipungkiri sosok Baginda Rasul adalah mulia di mata umat. Melalui beliaulah kita saat ini bisa mwngambil satu-satunya dien yang diridhoi Allah Swt. Keteguhan beliau dalam mendakwahkan Islam ditengah-tengah kaum kafir yang selalu menentang Risalah yang diembannya. Rasulullah saw adalah individu yang luar biasa mulai dari akhlaknya, bahkan beliau adalah politikus, kepala negara dan panglima perang yang tangguh. Upaya yang dilakukan kebanyakan kaum muslimin untuk membuktikan kecintaannya pada Rasulullah saw terkesan hanya sebatas ritual semata. Ketika moment maulid Nabi berakhir tidak berbekas sama sekali di dalam benak kaum muslimin. Bahkan yang harus diwaspadai ketika maulid Nabi adalah sikap berlebih-lebihan yang berujung pada pengkultusan Rasulullah saw. Rasulullah saw bersabda akan larangan mengkultuskan beliau:
“Janganlah kalian mengkultuskan aku sebagaimana orang-orang Nasrani mengkultuskan putra Maryam (Isa as)” (HR. Bukhari dan Ahmad).
Rasulullah saw adalah rasul terakhir pilihan Allah. Sosoknya memang teladan bagi umat. Bahkan penulis non muslim mengakui kebesaran Rasulullah saw. “ Dia datang seperti sinar dari langit jatuh ke padang pasir yang tandus, kemudian meledakkan butir-butir debu menjadi mesiu yang membakar angkasa sejak Delhi sampai Granada,” tulis Thomas Carlyle dalam On Heros and Hero Workship. Michael Hart dalam bukunya , Seratus Orang yang Paling Berpengaruh di Dunia, menempatkan Rasulullah sebagai urutan pertama. “ Dia adalah orang yang paling berpengaruh sepanjang sejarah kehidupan manusia lebih dari Newton dan Yesus atau siapaun di dunia,” tulisnya. Allah berfirman “ Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian. (QS Al-Ahzab [33]: 21).
Meneladani Rasulullah sebagai bukti kecintaan adalah sebuah keharusan. Al-Azhari dalam kitab Muqawwimât an-Nafsiyyah al-Islâmiyyah mendefinisikan cinta” Arti cinta seorang hamba kepada Allah dan Rasul-Nya adalah menaati dan mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya”. Harusnya yang kita lakukan sebagai bukti pengagungan dan cinta kepada Rasulullah dengan meneladani Rasulullah saw dalam setiap sisi kehidupan kita. Artinya risalah yang dibawa Rasulullah untuk seluruh umat manusia wajib diterapkan dan diemban keseluruh penjuru dunia. Menerapkan syariah secara kaffah adalah bukti kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. “ Katakanlah, “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, dan kaum keluarga kalian, juga harta dan kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatirkan kerugiaannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan(azab)-Nya.” Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang-orang fasik. (QS at-Taubah [9]: 24). Ayat diatas menggambarkan bahwa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya menduduki urutan teratas dan sebagai bukti tingkat keimanan kita.
Jika saat ini kondisi di Indonesia bahkan dibelahan bumi manapun tidak ada penerapan syariah secara kaffah. Maka sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk memperjuangkan

 
 

Cursors