Thursday, August 02, 2007

PARCEL CAFÉ MORNING

Sabtu, 16 Juni 2007. Di dalam atmosfer udara yang sejuk dengan langit merona biru, Sejumlah orang yang tergabung dalam LSM (Lembaga Studi Mahasiswa) Karisma Airlangga menggelar acara Café Morning yang bertajuk “ Mahasiswa Unair Peduli AIDS, HIV AIDS Beware ! Islam As the Only Solution”. Acara Café Morning Karisma ini bertempat di Masjid An Nur RSUD dr. Soetomo Surabaya.
Berbeda dengan sebelumnya, Café Morning kali ini dikemas dengan lebih 'apik'. Apa yang membuat Café Morning ini berbeda dengan sebelumnya? Acara kali ini dimeriahkan dengan adanya Expo Islam Goes to Ries.
Ketika peserta mulai menginjakkan kakinya di tempat acara, dia akan disambut dengan timeline yang bercerita tentang berbagai gambaran HIV/AIDS mulai dari penyebab, gejala hingga solusi yang mampu mengatasi HIV/AIDS yaitu dengan penerapan Syariat Islam dalam naungan Khilafah Islamiyah. Kemudian peserta akan disuguhi dengan pemutaran VCD HIV/AIDS dan VCD Peradaban Islam.
Setelah menikmati timeline dan pemutaran VCD, pesertadipersilahkan menuju tempat acara. Tepat ketika jam dinding berdentang 9 kali, acara Café Morningpun dimulai dengan menghadirkan dua narasumber yakni Bapak Dian Galih J. S.Ked sebagai narasumber I dan Bapak Mahyuddin S.Farm sebagai narasumber II. Narasumber I mengupas tentang HIV/AIDS (mulai dari sejarah perkembangan HIV/AIDS, Penyebab HIV/AIDS, patogenesis penyakit dan pengkritisan terhadap program pemerintah “Harm Reduction” untuk mengatasi permasalahan HIV/AIDS) . Beliau mengatakan bahwa terjadi peningkatan jumlah penderita HIV/AIDS yang meninggal secara cepat, mengikuti deret ukur dan menimpa usia produktif. Di Indonesia Sampai dengan 31 Maret 2007 secara kumulatif jumlah kasus AIDS yang dilaporkan adalah sebagai berikut:8.988 kasus. Rate kumulatif kasus AIDS Nasional sampai dengan 31 Maret 2007 adalah 3,96 per 100.000 penduduk (revisi berdasarkan data BPS 2005, jumlah penduduk Indonesia 227.132.350 jiwa). Untuk mengatasi HIV/AIDS di Indonesia telah dilakukan Harm reduction yang menginduk pada kebijakan UNAIDS.
Strategi ini antara lain meliputi penargetan 100% kondom, pemberian jarum suntik steril dan pemberian substitusi narkotika, alkohol dan zat adiktif lain (NAZA). Jika dicermati strategi ini tidaklah menyentuh akar masalah, bahkan kontra produktif dan semakin mengeksiskan perilaku seks bebas sebagai penyebab utama penyebaran HIV/IDS. Penggunaan NAZA dan substitusinya terbukti semakin menjerumuskan pada free seks yang merupakan transmisi utama HIV/AIDS.
Dalam pemaparan narasumber II dijelaskan tentang bagaimana mengatasi HIV/AIDS dalam perspektif syariah Islam. Telah diketahui bahwa tranmisi utama HIV/AIDS adalah seks bebas, maka menghapuskan segala perilaku seks bebas dan segala pencetusnya adalah upaya satu-satunya untuk memutuskan rantai tranmisi utama HIV/AIDS.
Mengatasi penyebab utama dari HIV/AIDS, Islam memberikan solusi dengan memerintahkan umat Islam untuk menjaga pandangan, menutup aurat dan melarang mendekati zina apalagi berzina. AlLoh SWT berfirman:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” (TQS. Al Isra: 32)
Islampun memberi pemenuhan naluri seksual manusia dengan mendorong orang tersebut untuk menikah.
Namun HIV/AIDS bukan hanya masalah yang berkaitan dengan kesehatan saja tapi juga termasuk permasalahan yang sistemik. Oleh karena itu dibutuhkan solusi yang sistemik pula. Paradigma yang hendaknya dibangun adalah paradigma yang memiliki pilar yang tangguh, yaitu standardisasi perbuatan, control social yang akurat, dan keyakinan transcendental yang kokoh. Pilar ini tidak hanya dipikul oleh individu dan masyarakat semata, yang utama adalah dipikul oleh pemerintah dan Negara. Pandemi HIV/AIDS ternyata telah mengglobal, sehingga paradigma ini tidak cukup hanya untuk satu atau dua Negara, tapi semua masyarakat dunia.

0 Komentar:

<< Home

 
 

Cursors