Saturday, May 05, 2007

AGENDA KARISMA

Pada Tanggal 20 April 2007, LSM Karisma Airlangga mengadakan aksi menyambut hari Kartini bersama dengan JADWA BKLDK JATIM. Aksi ini diikuti oleh teman-teman dari BEM FK UNAIR, ITS, UNESA, IAIN, ITATS, NAROTAMA, UPN, dan PTS lainnya di Surabaya.Berikut ini Pernyataan Sikap yang disampaikan dalam aksi tersebut.

PERNYATAAN SIKAP
AKSI MAHASISWA PEDULI BANGSA
“SELAMATKAN NEGARA INI DARI PENJAJAHAN MELALUI PEREMPUAN”

Perbincangan tentang perempuan ibarat mata air yang tidak pernah kering, selalu menarik untuk dicermati. Terlebih lagi ketika berkembang opini tentang ketidakadilan, ketertindasan atau eksploitasi terhadap kaum hawa ini. Mengapa perempuan sering diperlakukan tidak adil dalam berbagai hal? Mengapa perempuan dianggap oleh sebagian pihak sebagai makhluk yang hina sehingga pantas ditindas oleh kaum laki-laki? Sebagian pihak, termasuk para aktivis perempuan berusaha menjawab pertanyaan tersebut dengan menyalahkan sistem formal yang dianggap masih berpihak pada kepentingan laki-laki. Keadaan ini mendorong perempuan untuk berkiprah dan berperan aktif di segala bidang, sama dengan laki-laki tanpa pengecualian, termasuk dalam bidang politik.
Berdasarkan pandangan terhadap fakta tersebut, para aktivis perempuan telah menjadikan isu sentral perjuangan politik mereka terfokus pada tiga hal, yaitu : kepemimpinan wanita, tuntutan kuota perempuan dalam parlemen, dan masalah independensi hak suara perempuan dalam pemilu. Tiga isu penjajahan perempuan ini dianggap paling strategis karena bisa dipastikan bahwa aspirasi perempuan akan senantiasa mewarnai setiap kebijakan publik yang diterapkan, mengambil kekuasaan dan pada akhirnya selesailah masalah perempuan.
Jika dicermati, terkristalnya keyakinan bahwa persoalan perempuan akan terselesaikan manakala perempuan terjun langsung ke tataran kebijakan publik dan politis, sangat dipengaruhi oleh wacana pemikiran demokrasi kapitalistik yang kini mendominasi kultur masyarakat kita dimana didominasi oleh demokrasi kapitalistik sangat didominasi oleh kebebasan individual. Dampak dari pandangan ini adalah dipisahkannya laki-laki dan perempuan dari kesatuan masyarakat, sehingga pemecahannyapun hanya dilihat dari satu perspektif saja, yaitu perspektif perempuan. Padahal, permasalahannya adalah bukan kenapa manusia lahir dengan kodrat sebagai laki-laki atau perempuan sehingga muncul ketidakadilan, tetapi apakah sistem yang mengatur pembagian peran dan tugas masing-masing jenis ini benar atau tidak. Sehingga, obsesi para aktivis gerakan perempuan tersebut sebenarnya tidak akan pernah terwujud dan bahkan mereka sedang bermimpi.
Sebagai din yang menyeluruh dan sempurna, Islam memiliki pandangan yang khas dan berbeda dengan pandangan demokrasi kapitalis dalam menyelesaikan permasalahan perempuan. Islam tidak menghalangi perempuan berkiprah dalam bidang politik, karena makna politik dalam Islam adalah pengaturan urusan umat dengan penerapan syari’at Islam. Islam membolehkan perempuan aktif di dalam majelis umat dalam rangka mengoreksi penguasa bukan membuat aturan, menjadi anggota partai politik dan peran-peran lainnya. Dan pengaturan Islam inilah yang akan membawa kesejahteraan bagi perempuan, masyarakat secara keseluruhan dan seluruh alam semesta dengan tidak mengerosi fitrah suci perempuan tapi tetap memberikan peran politik yang tepat pada perempuan.
Untuk itu kami mengeluarkan pernyataan sikap sebagai berikut :
1. Allah SWT menciptakan perempuan dan laki-laki dengan tanggungjawab yang sama untuk mengatur dan memelihara kehidupan, sehingga tidak ada salah satu pihak yang merasa paling bertanggungjawab terhadap pengaturan dan pemeliharaan kehidupan.
2. Menyerukan kepada negara untuk menyelesaikan persoalan perempuan yang muncul ditengah-tengah masyarakat karena persoalan perempuan bukan milik perempuan saja, tapi persoalan bangsa, sehingga penyelesaiannya pun harus dilakukan secara sistemik dengan kembali pada sistem Islam dan tidak berperspektif perempuan saja.
3. Menyerukan kepada para muslimah Indonesia harus menjadi muslimah cerdas, peka, kritis dan berideologi Islam agar bisa melawan serangan-serangan penjajahan terhadap perempuan atas nama perjuangan perempuan menuntut keadilan.
4. Menyatukan kekuatan para muslimah khususnya mahasiswi untuk melakukan pendidikan politik kepada masyarakat dalam rangka membangkitkan peran politik perempuan perspektif Islam dan menghapuskan penjajahan terhadap perempuan.

Surabaya, 20 April 2007

0 Komentar:

<< Home

 
 

Cursors